Selasa, 21 Desember 2010

7 Insinyur Sipil Indonesia Paling Berpengaruh

Ada yang mengatakan bahwa negara ini dibangun oleh Insinyur Sipil. Dari sejak kemerdekaan sampai sekarang ilmu yang ditinggalkan oleh Belanda ini telah mewarnai kehidupan kita. Bendungan, jalan, jembatan, gedung-gedung tinggi, saluran irigasi, pelabuhan semuanya menggunakan jasa para pahlawan ini. Tidak jarang mereka juga berkiprah di bidang lain. Kali ini tujuhpedia mengajak Anda melihat kehidupan 7 insinyur sipil yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

7. Ir. Sutami (1928-1980)
Insinyur Sipil ini pernah menjadi menteri pekerjaan umum dan aktif dalam pembangunan berbagai proyek. Sedikit yang kita tahu tentangnya namun jasa-jasanya terpampang di berbagai proyek yang dinamai dengan namanya sepertti Waduk Karangkates, Jalan Ir. Sutami, dan berbagai proyek lainnya

6. Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati (1931 – )
Insinyur Sipil ini adalah penemu konstruksi sosrobahu dimana dengan konstruksi tersebut jalan layang dapat dibuat tanpa menggangu lalu linta di bawahnya. Putra Bali ini lahir di Ubud, 3 Mei 1931. Lulus dari ITB pada tahun 1962 dan mendapat gelar doktor dari UGM pada tahun 1996. Beliau meniti karir di kontraktor Hutama Karya dan menemukan konstruksi Sosrobahu saat bekerja disana. Yang menarik adalah angka tekanan sosrobahu yang ditemukannya yaitu 78 kg/cm2 diakuinya adalah wangsit dari Yang Maha Kuasa. Dan sampai sekarang angka itu tetap digunakan dengan tepat. (maaf tapi kami kesulitan mencai foto beliau, jika ada pembaca yang bisa mendapatkan foto beliau kami ucapkan banyak terima kasih)

5. Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata (1935 – )
Ir. Wiratman Wangsadinata dianggap sebagai salah satu pendorong ilmu Sipil Indonesia yang paling terkemuka. Ia lahir di Jakarta pada tahun 1935 dan lulus dari ITB tahun 1960. Pria yang sudah mengerjakan ribuan proyek dari bangunan tinggi sampai waduk inilah yang mencetuskan peraturan gempa Indonesia. Saat ini ia merupakan Profesor Emeritus di Universitas Tarumanegara dan mengepalai Konsultan Wiratman & Associates yang sudah mengerjakan lebih dari 4100 proyek di seluruh Indonesia. Ia juga telah diberikan penghargaan dari ASEAN untuk pencapaiannya di bidang teknik. Saat ini ia sedang gencar mendesain dan mendorong pembangunan Jembatan Selat Sunda.

4. Prof. Ir. R.M Sedyatmo (1909-1984)
Insinyur Sipil ini adalah penemu Pondasi Cakar Ayam. Pondasi ini memungkinkan berbagai struktur jalan, landas pacu dan pondasi menara transmisi untuk dapat dibangun di tanah yang lunak. Awalnya desainnya dipergunakan untuk Apron Bandara Juanda, Polonia dan Soekarno-Hatta dan menyebar ke segala bidang. Lulusan ITB tahun 1934 (dahulu THS: Technische Hogescholl) ini diabadikan namanya menjadi nama jalan tol di utara Jakarta. Pondasi Cakar Ayam sudah dipatenkan di 11 negara dan saat ini dimodifikasi oleh dosen-dosen dari UGM.

3. Ir. H Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)
Kejutan! Ternyata nomor tiga dalam daftar kita dikenal banyak orang bukan karena kiprahnya di dalam ilmu teknik sipil namun deklarasinya yang terkenal yang mengumumkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan berani dia mengumumkan kepada dunia (Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957) bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Deklarasi ini sangat penting bagi bangsa Indonesia dan mengharumkan namanya sebagai salah satu Pahlawan kita. Pria yang pernah menjabat Perdana Menteri ini lahir di Tasikmalaya 14 Januari 1911 ia lulusan dari ITB saat masih bernama THS.

2. Prof. Dr.(HC) Ir. Rooseno Suryohadikusumo (1908-1996)
a dijuluki Bapak Beton Indonesia dan mungkin saja insinyur sipil paling berjasa dalam pengembangan ilmu ini di Indonesia. Ia ikut mendirikan fakultas teknik UGM dan UI selain menjadi guru besar ITB. Ia mendorong penggunaan beton di Indonesia sebagai bahan bangunan utama karena bahan bakunya sangat melimpah di Indonesia. Terlibat dalam proyek Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, dan Hotel Indonesia, ia juga terlibat rehabilitasi Candi Borobudur. Bersama Prof. Wiratman ia menjadi pendiri Persatuan Insinyur Indonesia. Mungkin yang tidak dikenal oleh kita semua adalah bahwa ia pernah mendirikan biro konsultan bersama Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia. Ia juga pernah menjabat menteri perhubungan dan menteri pekerjaan umum. Ia juga pernah menjadi direktur Freysinnet. Pria lulusan THS ini lahir pada tanggal 2 Agustus 1908. Tanpa dirinya teknik sipil di Indonesia tidak akan berkembang seperti sekarang ini.


1. Ir. Sukarno (1901-1970)

Mungkin ada yang mempermasalahkan apakah Soekarno itu Insinyur Sipil atau Arsitek, namun di jaman dahulu kedua profesi tersebut sulit dipisahkan. Ia sendiri bergelar Civile Ingeniuer. Siapa yang tidak tahu Sukarno, Presiden pertama, pejuang kemerdekaan, pencinta wanita, seorang pribadi yang tanpanya mungkin saja Indonesia tak akan pernah ada. Bila menjelaskan mengenai dirinya sepuluh buku pun tidak akan cukup. Sesuai dengan tema, ada beberapa bangunan yang ia desain seperti Hotel Preanger di Bandung, rumah-rumah tinggal, Jembatan di Magelang. Dan pada masa pemerintahannya ia menginstruksikan pendirian UI dan fakultas teknik UGM, mendorong pengembangan ilmu sipil dan memerintahkan pembangunan proyek-proyek yang sampai saat ini menjadi ikon Indonesia.

Bonus: Ir. Soeratin Sosrosoegondo (1898 – 1959)
Bagi Anda penggemar sepakbola pasti Anda mengenal pria ini. Ia adalah pendiri VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), sekarang dikenal sebagai PSSI. Yang mungkin Anda tidak tahu adalah dia seorang insinyur sipil dan pernah bekerja untuk perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” di Yogyakarta. Ia mengundurkan diri dari perusahaan ini karena nasionalismenya dan memilih mengembangkan sepak bola Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar